LAKI-laki yang menyimpan kemarahan saat diperlakukan dengan tidak adil di tempat kerja berarti menyakiti jantung mereka sendiri. Studi dari Stockholm University's Stress Research Institute di Swedia melaporkan, laki-laki yang terus-terusan gagal mengekspresikan kekecewaan mereka saat mengalami konflik dengan teman sekerja atau atasan mereka berisiko 3 lebih lipat lebih besar mengalami serangan jantung atau mengalami kematian akibat penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang mengeluarkan kemarahan mereka.
Saat mengalami stres, Anda dianjurkan untuk berinteraksi dan bicara dengan orang lain Jika menyimpan segalanya sendiri, maka kadar hormon stres Anda akan meningkat. "Pergi menjauh setelah mengalami konflik atau menelan perasaan kesal Anda sendiri bukanlah cara yang baik," tutur co-author studi Constanze Leineweber, seperti dikutip situs healthday.
Studi tersebut tidak menguraikan cara yang baik dalam mengatasi stres berkaitan dengan pekerjaan."Kita baru melihat efek samping mengatasi marah dengan diam."
Studi yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health ini juga tidak menganjurkan Anda memicu peperangan di kantor."Berteriak dan sejenisnya bukanlah cara yang tepat."
Apakah berlaku juga pada perempuan? Leineweber menekankan bahwa hal ini mungkin saja tidak berlaku pada perempuan. Meskipun studi ini melibatkan lebih dari 2.000 perempuan, sangat sedikit dari mereka yang mengalami serangan jantung atau meninggal akibat penyakit jantung. Sehingga tidak bisa disimpulkan seperti pada laki-laki.
"Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa perempuan menggunakan cara yang berbeda dalam menangani stres." Secara umum perempuan bisa mengatasi stres dengan cara yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih nyaman bersosialisasi dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih banyak bicara sedang laki-laki cenderung menyimpan kemarahan dan kekesalan mereka sendiri.
(disadur dari : mediaindonesia.com)
Saat mengalami stres, Anda dianjurkan untuk berinteraksi dan bicara dengan orang lain Jika menyimpan segalanya sendiri, maka kadar hormon stres Anda akan meningkat. "Pergi menjauh setelah mengalami konflik atau menelan perasaan kesal Anda sendiri bukanlah cara yang baik," tutur co-author studi Constanze Leineweber, seperti dikutip situs healthday.
Studi tersebut tidak menguraikan cara yang baik dalam mengatasi stres berkaitan dengan pekerjaan."Kita baru melihat efek samping mengatasi marah dengan diam."
Studi yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology and Community Health ini juga tidak menganjurkan Anda memicu peperangan di kantor."Berteriak dan sejenisnya bukanlah cara yang tepat."
Apakah berlaku juga pada perempuan? Leineweber menekankan bahwa hal ini mungkin saja tidak berlaku pada perempuan. Meskipun studi ini melibatkan lebih dari 2.000 perempuan, sangat sedikit dari mereka yang mengalami serangan jantung atau meninggal akibat penyakit jantung. Sehingga tidak bisa disimpulkan seperti pada laki-laki.
"Studi-studi sebelumnya menunjukkan bahwa perempuan menggunakan cara yang berbeda dalam menangani stres." Secara umum perempuan bisa mengatasi stres dengan cara yang lebih baik dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih nyaman bersosialisasi dibandingkan laki-laki. Perempuan lebih banyak bicara sedang laki-laki cenderung menyimpan kemarahan dan kekesalan mereka sendiri.
(disadur dari : mediaindonesia.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar