Minggu, 13 Februari 2011

Kasih-Sayang yang Menyembuhkan


Dalam beberapa hari ini saya merawat seorang pasien yang cukup menarik perhatian saya. Ada pembelajaran yang bisa saya petik dari pasien itu, terutama adalah bagaimana peranan dan pentingnya sentuhan kasih-sayang terhadap proses penyembuhan penyakit seseorang.

Pasien lelaki, umur 35 Tahun, dirawat sejak 1 minggu lalu karena kelainan jantung. Pasien mengeluh sesak nafas, tidak hanya pada waktu aktifitas, dalam keadaan berbaringpun sudah sesak, yang dalam beberapa minggu terakhir bertambah berat. Tekanan darah pasien tidak stabil, denyut nadi juga sangat cepat, disamping itu pasien mengeluh tidak bisa tidur, kelhatan gelisah. Setelah beberapa hari perawatan, perkembangan penyakit pasien belum menunjukkan perbaikan, kemudian pasien dirawat di ruang ICU. Setelah dua hari dirawat di ICU pasien malah mengalami syok kardiogenik.

Hari ke 3 perawatan di ICU, pagi hari waktu visite, saya lihat seseorang duduk di atas kursi di samping tempat tidur pasien, tanpa merasa tergangu dengan kedatangan saya, dia memotong kuku-kuku pasien yang kelihatannya memang sudah panjang. Waktu saya tanya siapa dia, saya kira istri pasien, ternya tidak, dia adalah adik pasien yang baru datang tadi malam dari luar kota. Saya sangat terkesan dengan cara dia mendampingi kakaknya yang sedang sakit itu. Dengan penuh kasih sayang dia potong kuku-kuku kakaknya yang sedang terbaring sakit itu. Menurut perawat yang jaga, sejak dia datang, dia selalu di dekat kakaknya yang sakit, dia tidak banyak bicara, menangispun tidak. Dia usap, bersihkan dan sisir rambut kakaknya, dia lap mukanya, dia pijit kepala, pundak, kaki, dan tangannya. Bahkan Waktu tertidurpun dia tetap memgang tangan kakaknya .

Tidak berapa lama setelah adik pasien datang, menurut perawat, keadaan pasien tiba-tiba membaik, tekanan darah, denyut nadi normal, pasien tidak lagi mengeluh sesak, dan pasienpun bisa tidur sangat pulas. Waktu saya periksa keadan pasien memang demikian, saya heran, pasien dapat membaik di luar dugaan saya sebelumnya. Dalam hati saya bergumam, ini dia kebesaran Allah, dengan sentuhan kasih sayang yang diberikan adiknya, dengan sikap yang ditunjukkannya, sang kakak kelihatannya mulai membaik

Sakit memang tidak hanya sekedar kelainan yang terjadi pada badan seseorang, dia tidak hanya sekedar sakit di jantungnya, sakit di ginjal misalnya, tetapi penderitaan yang dialami seorang anak manusia sebagai keseluruhan, yang mempengaruhi emosi, pikiran, jiwa dan hubungan sosialnya. Orang sakit akan mengalami perasaan tertekan, stress, cemas, keterasingan, ketakutan, apalagi penyakitnya berat dan dirawat di ruang ICU. Karenanya, kesembuhan seseorang yang sakit tidak hanya karena obat, tindakan yang tepat yang diberikan seorang dokter. Sikap pasien sendiri terhadap penyakitnya, dukungan keluarga juga ikut menentukan keberhasilan terapi atau penyembuhan.

Penelitian mengenai hubungan kasih-sayang terhadap penyembuhan suatu penyakit sudah banyak dilakukan, baik pada manusia maupun binatang percobaan. Kasih-sayang dapat meringankan rasa nyeri baik pada penyaki rematik, maupun nyeri setelah operasi. Kasih-sayang dapat meningkatkan toleransi pasien sewaktu mendapatkan kemoterapi dan radiasi. Penelitian menunjukkan bahwa kasih-sayang dan hubungan sosial yang erat dalam keluarga pasien penderita kanker payudara stadium 4 mempunyai harapan hidup 2 kali lebih lama dari penderita kanker payudara yang lingkungan keluargnya tidak begitu peduli. Luka post operasi lebih cepat sembuh pada pasien-pasien dengan dokter yang ramah, bersahabat terhadap pasiennya. Kematian akibat serangan njantung juga lebih besar pada mereka yang terisolasi, yang kurang mendapatkan kasih -sayang.

Pernah dilaporkan (SMS dari anak saya di Ottawa) bahwa, sentuhan kasih-sayang seperti pelukan seorang Ibu terhadap bayinya yang lahir prematur, yang dianggap sudah meninggal kemudian dapat hidup kembali. Pelukan yang Anda lakukan terhadap orang tua, suami-istri, anak-anak, saudara-saudara, bahkan sahabat Anda akan memperbaiki, mencairkan hubungan Anda kembali. Peluklah suami yang marah, istri yang cemberut, anak yang ngambek, bayi yang menangis, niscaya semua akan berubah, semua akan luluh. Peluklah mereka lebih sering dan lebih lama, tidak hanya yang dipeluk, yang akan semakin sehat, Anda juga akan mendapatkannya.

Mengapa kasih-sayang, dapat berperan dalam proses penyembuhan orang sakit?…mempercepat penyembuhan,,,,mengurangi rasa nyeri dan penderitaannya?..banyak teori yang mendasarinya . Secara sederhana saja, kasih-sayang dapat mengurangi stress, kecemasan. Sentuhan kasih-sayangmenumbuhkan kepercayaan diri, keyakinan, menenangkan, menentramkan. Coba lihat waktu bayi dibelai, rambutnya diusap, matanya akan menutup, kecepatan nafasnya berkurang, denyut nadi juga turun, kelihatan bayi jadi rileks dan akhirnya tertidur. Anda yang sudah dewasapun jika diperlakukan begitu akan mengalami hal yang sama. Kucingpun bila dibelai akan tidur di kaki Anda. 

Sentuhan kasih-sayang seperti belaian, pelukan akan memacu produksi hormon endorfin , oksitosin , menekan produksi hormon adrenalin,cortisol yang akan memurunkan tekanan darah, denyut nadi, memperbaiki suasana hati Anda, pada wanita akan kelihatan lebih cantik dan muda. Sentuhan kasih sayang akan memperkuat imunitas seseorang, memperkuat kemampuan tubuh melawan infeksi, bahkan dilaporkan kasih-sayang dapat membantu seseorang melumpuhkan sel-sel kanker didalam tubuhnya.

Allah juga bersifat kasih-sayang, “Rahman dan Rahim”, dan sifat itu dilimpahkannya kepada seluruh makhlukNYA, maka pupuk dan jagalah sifat itu. Sesuai degan anjuran Rasulullah, bila  keluarga, saudara, sahabat, tetangga Anda sakit, maka jenguklah, mudah-mudahan dengan sentuhan kasih-sayang yang Anda tunjukkan kepadanya, sakitnya membaik, penderitaannya sirna. Amin!

( disadur disadur dari : kompas.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar