Senin, 25 Juli 2011

Lima Trik Mengontrol Amarah



PERNAH merasa ingin menonjok bantal, dinding, atau cermin saking kesalnya Anda terhadap seseorang atau sesuatu? Sebagian orang bisa menjadi begitu temperamental dan kesulitan mengendalikan nafsu amarah mereka. Pelajari sejumlah trik untuk menjinakkan emosi yang mendidih, untuk menyelamatkan
diri dan orang-orang di sekitar Anda.

Tarik nafas dalam

Lupakan saja memukul bantal, dinding, atau objek apa pun sebagai pelampiasan amarah. Berlawanan dengan kepercayaan populer, cara tersebut tidak ampuh menurunkan kemarahan. Bahkan, studi menemukan, tindakan itu justru membuat amarah kian memuncak. Lebih baik, tarik nafas dalam-dalam. Ketika marah, tubuh menjadi tegang. Bernafas dalam dan teratur mampu membantu menurunkan tingkat amarah Anda.

Temukan perspektif

Coba pikirkan lagi, apakah seseorang atau situasi tertentu memang layak menghabiskan energi emosional, membahayakan kesehatan, serta mengganggu ketenangan jiwa dan pikiran Anda?

Kenali penyebab

Cari tahu mengapa Anda merasa marah. Pelajari jenis situasi, orang, atau peristiwa yang memicu kemarahan. Setelah mengetahuinya, coba untuk menghindari faktor-faktor pemicu kemarahan itu. Kalau pun tidak bisa
menghindarinya, setidaknya Anda tahu bagaimana mengantisipasi hal itu sehingga dapat mempersiapkan diri agar tidak terlalu terpengaruh secara negatif.

Tanda pengingat

Bayangkan rambut-rambu berhenti berwarna merah di pikiran Anda setiap kali emosi mulai menggelegak. Atau, kenakan gelang karet di pergelangan tangan dan tekan setiap kali Anda merasa amarah nyaris meledak. Setelah itu, ambil beberapa menit untuk meletakkan masalah dalam perspektif, dan tanyakan pada diri sendiri apakah sepadan untuk marah-marah.

Hindari sumber amarah

Ketika Anda merasa sangat marah, menjauhlah dari sumber pembangkit amarah tersebut. Gunakan waktu lima menit untuk berjalan-jalan dan menghirup udara segar, atau lakukan sesuatu yang membuat Anda tenang dan lega. Jika amarah memuncak karena kemacetan lalu lintas, misalnya, nyalakan radio dan bernyanyi sekencang-kencangnya. Idenya adalah untuk membuat pelarian secara mental atau fisik dari situasi tidak menyenangkan
tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar